Apakah Arak Bali Halal atau Haram? Simak Selengkapnya
Alternatif oleh-oleh yang semakin populer dari Bali adalah arak Bali. Melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020, minuman fermentasi Bali seperti arak, brem, dan tuak sekarang menjadi legal untuk diproduksi dan dijual.
Perbekel Desa Tri Eka Buana, I Ketut Derka, menjelaskan bahwa arak Bali semakin diminati karena dianggap memiliki manfaat kesehatan untuk tubuh. Para petani di Bali sering minum arak sebelum pergi ke sawah, terutama saat musim dingin atau musim penghujan, untuk menghangatkan tubuh setelah makan.
Selain manfaat sebagai penambah kehangatan tubuh, arak Bali juga diketahui memiliki manfaat lain yang menarik. Arak Bali digunakan sebagai alat kecantikan, pengawet kulit, serta dianggap dapat membantu dalam pengobatan rematik dan diabetes. Tidak hanya itu, arak Bali juga dapat dicampur dengan berbagai bahan makanan lain untuk menciptakan hidangan yang unik dan lezat.
Terlepas dari hal itu semua, muncul pertanyaan bagi sebagian orang, yaitu apakah arak Bali halal atau haram? Hal ini akan kita jelaskan dalam artikel kali ini.
Selanjutnya, dengan legalisasi arak Bali dan pengakuan akan manfaatnya, minuman ini semakin menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang mengunjungi Bali dan ingin membawa pulang oleh-oleh yang unik dan bermanfaat. Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi arak atau minuman beralkohol harus dilakukan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan batasan-batasan yang berlaku.
Arak Bali Bisa Dicampur Rempah
Arak Bali tidak hanya sekadar minuman beralkohol biasa, tetapi juga menjadi kanvas kreatif bagi para pencinta kuliner. Menurut Ketut Derka, arak Bali bisa dicampur dengan berbagai rempah-rempah seperti cengkeh, pala, kayu manis, serta tambahan madu dan jeruk nipis untuk menciptakan rasa yang unik dan memikat.
"Arak dapat diolah menjadi bahan makanan seperti wine, vodka, dan whiskey. Rasanya yang khas membuat arak menjadi alternatif menarik untuk menggantikan minuman-minuman tersebut sebagai bahan dasar pembuatan hidangan kuliner," ungkap Derka.
Meskipun demikian, penggunaan arak Bali sebagai bahan makanan tambahan masih belum banyak diadopsi oleh restoran dan hotel di Bali. Untuk mempromosikan arak sebagai alternatif minuman dan bahan makanan, rencananya akan diadakan acara eksposisi arak di masa yang akan datang.
Manfaat Lain Arak Bali
Selain menjadi bahan makanan alternatif, arak Bali juga memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang terbukti. Menurut Derka, arak Bali dapat membantu menurunkan panas tubuh dengan cara yang unik.
"Dalam penggunaan arak untuk menurunkan panas tubuh, kita tidak mengonsumsinya. Sebaliknya, kita menggunakan arak secara eksternal dengan cara merendam sapu tangan dalam arak, lalu menempelkannya di bawah pusar. Setelah beberapa menit, suhu tubuh akan turun secara signifikan," jelas Derka.
Selain itu, arak Bali juga digunakan oleh beberapa masyarakat Bali sebagai pengobatan alternatif untuk berbagai masalah kesehatan.
Keunikan Arak Bali
Salah satu hal yang membedakan arak Bali dari minuman beralkohol lainnya adalah efeknya yang lebih ringan dan minim gejala "mabuk" yang mengganggu. Derka menjelaskan bahwa konsumsi arak Bali tidak mengakibatkan efek samping yang parah seperti yang sering terjadi setelah mengonsumsi minuman beralkohol lainnya.
Hal ini dapat dijelaskan oleh proses pembuatan arak Bali yang tradisional dan menggunakan bahan alami seperti tuak pohon kelapa tanpa campuran bahan kimia tambahan.
Arak Bali Halal atau Haram?
Pertanyaan apakah arak Bali halal atau haram merupakan masalah yang berkaitan dengan kepercayaan dan pandangan agama. Dalam Islam, konsumsi minuman beralkohol seperti arak dianggap haram atau tidak diperbolehkan. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip agama Islam yang mengajarkan larangan terhadap segala bentuk aktivitas yang dapat merusak kesehatan fisik, mental, dan spiritual seseorang.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai mereka sendiri. Beberapa masyarakat atau kelompok agama di Bali mungkin memiliki pandangan yang berbeda terkait konsumsi arak, tergantung pada interpretasi mereka terhadap ajaran agama dan budaya lokal.
Dalam konteks keberagaman budaya dan agama di Bali, penting untuk menghormati pandangan dan kepercayaan orang lain. Diskusi yang terbuka dan penuh pengertian dapat membantu dalam memahami sudut pandang yang beragam tentang masalah ini. Selain itu, penting juga untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku dalam masyarakat dan negara terkait konsumsi minuman beralkohol.