Mengenal I Gusti Nyoman Lempad: Seniman Legendaris Berusia Panjang
Bali yang terkenal dengan kekayaan tradisi, budaya bahkan keseniannya ini membuat keindahan dan pesona tersendiri untuk menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmatinya. Suksesnya Bali dalam menjadikan wilayahnya sebagai tempat wisatawan yang terkenal di mata dunia tidak terlepas dari salah satu peran seorang Maestro yang terkenal akan kemampuannya dalam seni dan arsitekturnya. Seniman ini bernama I Gusti Nyoman Lempad yang memulai perjalanan seninya dari Pulau Bali.
Penasarankan dengan pesona keindahan dari seni yang diciptakan oleh I Gusti Nyoman Lempad? Untuk itu,mari terus eksplorasi seni yang menjadi warisan yang legendaris tentunya!
Mengenal Lebih Dekat dengan I Gusti Nyoman Lempad
I Gusti Nyoman Lempad merupakan seorang seniman (pematung, pemahat, pelukis, pembuat topeng) dan perancang bangunan (arsitektur) yang lahir sekitar tahun 1862 dan meninggal pada tanggal 25 April 1978 dalam usia 121 tahun. Lempad dikarunai umur yang panjang dengan menyalakan daya kreativitasnya sehingga mengantarnya kepada seniman yang terkenal akan karya yang legendaris.
Hampir seluruh hidupnya Lempad tinggal di Ubud , tetapi ia tidak dilahirkan di tempat ini. Keluarga leluhurnya berasal dari desa Bedulu yang terletak 6 km dari rumah pribadi yang ditempatinya sampai ia meninggal pada tanggal 25 April 1978. I Gusti Nyoman Lempad dilahirkan di desa·Bedulu.
I Gusti Nyoman Lempad sendiri berasal dari daerah Bedulu dan tinggal di Ubud yang terletak di sebelah barat laut Gua Gajah, jika dari kota Depansar, Ubud berjarak sekitar 33 Km. Lempad memiliki seorang ayah yang bernama I Gusti Ketut Mayuka sebagai orang yang terhormat dan memiliki pengaruh besar di daerah Bedulu. Ayahnya Lempad ini merupakan undagi (arsitektur) yang terkenal akan pengetahuan luasya dan kecerdasan tersebut menurut pada anaknya, I Gusti Nyoman Lempad.
Kepindahan keluarga Lempat dari Bedulu ke Ubud diakibatkan korban politik dari kerajaan dan ia disingkirkan dari kampung halamannya. Hal inilah yang menjadikan I Gusti Nyoman Lempad dilarang bersekolah oleh ayahnya meskipun Lempad anak yang cerdas. Bahkan ayah Lempad berpesan “Jangan menjadi orang pintar karena orang pintar singkat umurnya, lekas mati”.
Pesan inilah yang akhirnya meresap ke Lempad dan membuatnya tidak bersekolah. Meskipun dengan demikian, kecerdasan Lempad akhirnya tertuang dalam seni yang dihasilkannya. Lempad terus belajar membuat bade, naga banda, barong, desain pura dan lainnya bukan kepada sang Ayah, melainkan kepada seorang Brahmana yang tinggal di pekarang Puri Ubud. Sejak umur 12 tahun, Lempad terus belajar dan meniru yang dikerjakan oleh Brahmana tersebut. akhirnya, Lempad muncul ditengah masyarakat Ubud sebagai seniman yang cerdas.
Bakatnya sebagai pelukis mulai berkembang saat ia mulai mengenal Rudolf Bonnet dan Walter Spies Pacta tahun 1930-an. Dengan Water Spies, Lempad mulai belajar seni lukis dan belajar dasar-dasar tertentu. Namun, Lempad mengkhususkan dirinya menggambar wayang yang terispirasi dari cerita Brahmana, Ramayana, bahkan Brathayua. Selain itu, Lempad juga mahir dalam memahat, bukan hanya kayu melainkan juga batu. Orang-orang yang menginginkan karya Lempad bukan dari orang biasa, melainkan orang-orang dari kerajaan atau pemerintahan karena hasil yang menakjubkan keluar dari tangan seorang Lempad. Meskipun seni yang diciptakannya saat berusia lanjut tak menjadi halangan bagi Lempad untuk menghasilkan sebuah seni yang legendaris dan dikenang sepanjang sejarah. Lempad memang menghabiskan umur panjangnya untuk seni yang legendaris dan memukau tentunya.
Mengenal Pencapaian Seni dan Hasil Karya I Gusti Nyoman Lempad
Atas kecintaanya pada seni akhirnya membawa dirinya dikenal di mata dunia. Namun, meskipun dikenal di dunia, Lempad belum banyak dikenal oleh bangsanya sendiri, pada saat umurnya 100 tahun nama dan riwayat seninya mulai dikenal dan mendapat perhatian masyarakat. Hal ini membuat Lempad mengharumkan nama bangsa Indonesia sehingga pemerintah Indonesia membuat Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0148/1970, tanggal I 7 Agustus 1970. telah mem berikan Anugerah Seni kepadanya. Pada tangga1 . 1 Maret 1973. atas partisipasinya dalam Pameran Besar Sejarah Perkembangan Seni Rupa Bali, I Gusti Nyoman Lempad telah mcndapat Tanda Penghargaan dari Proyck Pengembangan Pusat Kesenian Bali.
Pada tanggal 27 Mei Pangdam XVf/ Uclayana juga telah memberikan Piagaram Penghargaan kepada I Gusti Nyoman Lempad atas keunggulan dan kreativitasnya dalam bidang seni lukis. Piagam Pengharagaan juga telah ditcrima I Gusti Nyoman Lempad dari Gubernur Kepala Dacrah DKI Jakarta pada tangga1 22 Juni 1977 karena te1ah membantu memeriahkan dan mensukseskan Peringatan Hari Ulang Tahun Jakarta yang ke-450 dengan mengikut sertakan hasil karya lukisnya pada penerangan seni rupa.
Selain itu, Lempad juga mendirikan organisasi bernama Pita Maha hasil-hasil karya lukis Lempad sendiri dan telah diikuti dalam pameran seni lukis yang berada di kota-kota besar. Berikut beberapa hasil karya dari seorang I Gusti Nyoman Lempad yang terkenal dan bisa kamu jumpai di Museum Puri Lukisan Ubud dan di Werti Budaya di Denpasar:
- Hasil karya yang berjudul “Men Brayut” yang menggambarkan seorang ibu digelendoti anak yang begitu banyak dan berjumlah 18 orang yang mencerminkan keluarga yang tidak sejahtera.
- Hasil lukisan yang menggambarkan seorang perempuan yang dibakar kemaluannya di neraka oleh raksasa kecil. Dia adalah seorang pelacur yang menurut kepercayaan Hindu Bali kelak akan mempunyai nasib seperti itu di akhirat.
- Hasil lukisan yang menggambarkan seorang perempuan yang menyusui ulat yang menggambarkan nasib seorang perempuan Bali yang tidak mempunyai anak semasa hidupnya.
- Lempad ikut membantu pembangunan Puri Ubud
- Lempad menyumbangkan buah tangannya berbentuk goresan-goresan lukisan pada dinding puri
- Lempad mengerjakan “Lembu” dan “Naga Banda” untuk pembakaran mayat raja
- Membuat ukiran batu keras yang mash ada di rumah peninggalannya
- Lukiasan orang menanam padi dan upacara agama dalam memetik padi.
- Lukisan orang berbelanja dan orang minum tuak
- Lukisan Tari Keris
- Lukisan Sang Hyang Saraswati (Dewi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan menurut agama Hindu) yang sedang mengendarai merak.
- Lukisan Tiga Orang Menari diiringi oleh tetabuhan atau musik tradisional.
I Gusti Nyoman Lempad, dengan segala keunikan gaya dan pencapaiannya, telah membawa seni dan arsitektur Bali ke tingkat yang lebih tinggi.