Notifikasi

Loading…

Mengenal Tari Rejang: Eksplorasi Perempuan dalam Seni

Kesenian di Bali mempunyai sifat kesakralan yang diciptakan untuk kepentingan yang disesuaikan dengan sumber tatwa dan sastranya. Namun, seiring perkembangan zaman, kesenian Bali bukan hanya untuk kepentingan kegiatan tertentu melainkan juga sebagai media untuk memberikan makna mengenai ajaran agama Hindu. Hal ini mampu menarik perhatian dunia mengenai pesona kesenian yang ada di Bali.

Mengenal Tari Rejang

Kesenian Bali yang paling tidak asing untuk kamu dengar adalah seni tari yang sudah melekat dengan Bali. Tari yang bukan hanya sebatas seni belaka melainkan sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Yad-nya. Salah satu seni tari yang begitu menarik untuk kamu ketahui adalah Tari Rejang yang berasal dari Bali. Kesakralan tari ini dan karakteristik tertentu yang melengkapinya membuat siapa saja akan tertarik untuk menyaksikannya!

Yuk, simak lebih lanjut bagaimana pesona Tari Rejang ini!

Mengenal Lebih Dekat Tari Rejang

Tari Rejang diperkirakan sudah ada sejak zaman pra-Hindu yang diwariskan secara turun temurun. Tari Rejang ini merupakan tari yang begitu sakral dan menjadi pelengkap dalam persembahan upacara Dewa Yad-nya. Juga, tari ini bisa disebut juga dengan Memendet. Tari Rejang ini merupakan tari tradisional yang berasal dari Bali dengan gerakan tari yang sangat sederhana (polos), lemah gemulai, dan dibawakan secara berkelompok/massal serta penuh pengabdian, penjiwaan dan bakti tentunya.

Penari tari Rejang ini pada umumnya dibawakan oleh penari perempuan, namun pada beberapa jenis Tarian Rejang ini akan dibawakan oleh penari pria yang dikenal dengan konsep Rejang Muani.

Pada umumnya, penari Rejang ini tidaklah harus penari professional, sehingga untuk membawakan tari ini tidak harus dari kalangan professional saja melainkan juga bisa dari siapa saja baik itu wanita tua, setengah baya, maupun kalangan muda. Namun, bukan berarti Tari Rejang ini dipimpin oleh seorang Pamaret yang bertugas sebagai penuntun gerakan tari Rejang bagi anggotanya.

Tari Rejang dianggap sebagai tari untuk menyambut kedatangan dan menghibur para Dewa Dewi yang datang dari khayangan dan turun ke bumi. Selain itu, makna Tari Rejang ini sebagai bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan mewujudkan kesemarakan pelaksanaan upacara Dewa Yad-nya tersebut.

Dalam perkembangannya, Tari Rejang masih tetap populer untuk dinikmati saat ini. selain menjadi tarian di upacara keagamaan, namun Tari Rejang ini juga menjadi warisan budaya secara turun temurun dan bisa dinikmati oleh para wisatawan lokal maupun internasional.

Busana dalam Tari Rejang

Tarian Rejang ini menggunakan busana adat masyarakat Bali yang mendominasi warna putih dan kuning yang terdiri dari bagian bawah berupa kain putih panjang dan pada bagian atas menggunakan serangkaian kain panjang seperti selendang yang berwarna kuning dan dililitkan di pinggang penari. Bagian atas kepala, penari menggunakan mahkota yang terbuat dari ornament-ornamen bunga. Riasan wajah juga biasanya akan lebih natural dan sederhana.

Namun, jika Tari Rejang dibawakan oleh pria maka busana yang akan dipakai yaitu destar, baju, umpal atau ambed dan kain. Hal ini tidak jauh berbeda dengan busana atau pakaian yang digunakan untuk sembahyang.

Jenis-Jenis Tari Rejang

Seiring dengan perkembangan zaman, maka tari Rejang juga ikut terbagi menjadi beberapa jenis Tari Rejang yang tidak kalah indah dan mempunyai makna tersendiri.

Masyarakat Bali membedakan jenis-jenis tari Rejang berdasarkan: status sosial penarinya (seperti Rejang Daha yang ditarikan oleh para remaja putri), cara membawakan atau menarikannya (seperti Rejang Renteng yang dibawakan dengan saling memegang selendang), tema dan perlengkapan tarinya terutama hiasan kepalanya (Rejang Oyod padi, Rejang Galuh, Rejang Dewa, dan lain-lainnya).

1. Tari Rejang Dewa

Tari Rejang Dewa ini merupakan tari Rejang yang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan jenis lainnya. Hal ini dikarenakan Tari Rejang tidak boleh dipentaskan disembarang tempat dan boleh dipentaskan dihalaman jero atau jabe tengah dari sebuah pura dan acara keagamaan. Tari Rejang Dewa ini merupakan tarian sakral karena merupakan simbol bidadari yang menuntun Dewa turun ke bumi untuk berdiam diri pada benda suci. Penarinya sendiri harus perempuan yang belum pernah datang bulan.

2. Tari Rejang Renteng

Tari Rejang Renteng ini merupakan tarian sakral yang ditarikan secara berkelompok dengan jumlah ganjil. Ciri khusus dari tari Rejang Renteng yaitu, jempana sebagai linggih Ida Bhatara dituntun dengan benang panjang yang diikatkan pada pinggang si penari. Tarian ini erat dengan hubungan manusia dan pencipta.

3. Tari Rejang Sari

Dalam Tari Rejang Sari terdapat sebuah gerakan yang menjadi ciri khas dari Tari Rejang Sari, yakni pada bagian papeson terdapat gerakan nyalud, kemudian dilanjutkan dengan gerakan tangan seperti gerakan bunga mekar. Hal lain yang menjadi karakteristik Tari Rejang Sari terletak pada gerakan yang mengambil selendang.

Post a Comment