Notifikasi

Loading…

Inilah Tradisi Pemujaan Bhatara dalam Agama Hindu

Bagi umat Hindu, Bhatara merupakan utusan Brahman (Tuhan) untuk melindungi umat manusia. Meskipun identik dengan Dewa, namun sebenarnya definisi antara Bhatara dan Dewa berbeda. Tradisi pemujaan Bhatara pun diselenggarakan oleh penganut agama Hindu. Masyarakat Hindu di Bali menyelenggarakan beberapa pemujaan Bhatara. Artikel ini membahasnya lebih lengkap untuk Anda!

Inilah Tradisi Pemujaan Bhatara dalam Agama Hindu

Tradisi Pemujaan Bhatara Sri

Bhatara Sri dianggap sebagai dewa yang kharismatik dan memiliki kekuatan besar. Nama lain Bhatara Sri yaitu Sang Hyang Rambut Kephala. Peran Bhatara Sri di kepercayaan masyarakat Bali yaitu sebagai penjaga alam semesta dan pemimpin semua makhluk hidup.

Bhatara Sri memelihara keseimbangan alam serta memberikan kesejahteraan bagi manusia. Pemujaan Bhatara Sri tentu saja menjadi salah satu hal yang harus dilakukan sebagai bentuk rasa syukur. 

Rangkaian ritual Bhatara Sri biasanya dimulai dengan pemujaan Dewi Parvati dan Dewa Siwa melalui musik, tarian, dan puja. Selanjutnya, umat Hindu membakar bunga dan lain sebagainya sebagai tanda pemujaan. 

Pemujaan Bhatara Sri menjadi tradisi yang penting sehingga dirayakan secara meriah. Selain itu, manfaat dari tradisi ini yaitu sarana bagi umat Hindu untuk memperkuat rasa persaudaraan dan berkumpul bersama. 

Pasalnya, mereka akan berkumpul, makan bersama, dan berbagi kisah serta pengalaman selama setahun.  Pemujaan Bhatara Sri merupakan bagian dari perayaan Nyepi.

Tradisi Pemujaan Bhatara Wisnu

Bhatara Wisnu atau Sri Wisnu merupakan bhatara yang memelihara alam serta isinya. Jika di India, Bhatara Wisnu disebut Narayana dengan senjata cakra sudarsana. Ia menjaga alam semesta baik itu bhuana agung maupun bhuana alit.

Pemujaan Bhatara Wisnu termasuk rangkaian dari Hari Raya Galungan dan Kuningan. Biasanya, perayaannya dilaksanakan setiap enam bulan sekali pada Rabu Paing Kuningan. Ada banyak persembahan pada tradisi pemujaan Bhatara Wisnu.

Adapun persembahannya berupa sirih dikapuri, hijau, putih, dan pinang 26 iris. Ada juga tumpeng hitam dengan runtutan yang bisa disesuaikan kemampuan. Persembahan akan disertai dengan bunga-bunga yang harum. 

Selain rasa syukur, pemujaan Bhatara Wisnu juga bertujuan untuk memohon keselamatan. Masyarakat Bali terutama yang beragama Hindu melangsungkan pemujaan secara rutin setiap tahunnya.

Tradisi Pemujaan Bhatara Brahma

Bhatara Brahma atau Sang Hyang Brahma merupakan dewa yang menguasai api. Berdasarkan ajaran agama Hindu, Brahma merupakan Dewa Pencipta. Pemujaan Bhatara Brahma datang berdasarkan Saptawara Soma, Pancawara Pahing, dan Wuku Warigadean. 

Pada lontar Sundarigama terdapat Warigadean, Soma Pahing, Pujawali Bhatara Brahma. Maknanya yaitu saat Wuku Warigadean yaitu Senin atau Soma Pahing Warigadean harus dilakukan Pemujaan terhadap Bhatara Brahma. 

Seperti pemujaan pada umumnya, masyarakat Hindu akan menggunakan banten atau sesajen berupa widhi widhananya, sakisidanya, sedah woh saruntuannya, dulurana puspa wangi, astawakna ring pahibon, kayeng lagi. Banten kemudian dihaturkan di sanggah kemulan atau merajan. 

Ada doa pujian yang nantinya diucapkan dan ditujukan pada Bhatara Brahma sebagai Dewa Pencipta. Setiap doa atau pujian yang diucapkan memiliki maknanya yang sangat baik. Pemujaan dan banten yang diberikan sebagai simbol rasa syukur. Pasalnya Bhatara Brahma dipandang paling dekat dalam memberikan sinar suci, limpahan rejeki, dan perlindungan.

Tradisi Pemujaan Bhatara Mahadewa

Terakhir adalah tradisi pemujaan Bhatara Mahadewa. Bhatara Mahadewa sendiri memiliki gelar suci yaitu Bhatara Tolangkir. Ada banyak lontar suci pedoman pemujaan pada Bhatara Mahadewa. 

Adapun hari suci pemujaan Bhatara Mahadewa yaitu Selasa Kliwon Kulantir. Ada beberapa jenis sesajen yang perlu dipersiapkan seperti sarana berwarna kuning. Mulai dari kuning sepangkon, sedah woh 22, daging ayam putih kuning betutu, dan lain sebagainya. 

Anggara Kasih Kulantir yang jatuh pada Selasa Kliwon memang merupakan hari suci. Pasalnya, masyarakat percaya bahwa Bhatara Mahadewa melakukan yoga semedi pada hari tersebut. Kemudian umat Hindu Bali akan melakukan persembahyangan dan memberikan sesajen serba kuning. 

Tujuan pemujaan yaitu menciptakan ketahanan diri. Selain itu, umat Hindu juga berharap untuk dapat bertahan dari tantangan, cobaan, rintangan, bencana, dan lain sebagainya. Jadi, hidupnya tidak akan terombang-ambing.

Demikianlah pembahasan mengenai tradisi pemujaan Bhatara. Ada beberapa Bhatara yang dipercaya oleh masyarakat Hindu, jadi tradisinya berbeda-beda. Semua tradisi pemujaan terhadap Bharata dilakukan secara rutin sebagai bentuk syukur. Semoga pembahasan singkat mengenai pemujaan Bhatara di atas bermanfaat untuk Anda.

Post a Comment