Notifikasi

Loading…

Tradisi Sapi Gerumbungan di Buleleng Bali

Kabupaten Jembrana di Bali identik dengan balapan kerbau yang disebut tradisi Makepung. Sementara daerah Buleleng identik dengan tradisi Sampi Gerumbungan. Namun Sapi Gerumbungan di Buleleng ini bukan perlombaan adu kecepatan. Melainkan perlombaan pertunjukan sebagai wujud rasa syukur. Simak artikel ini untuk informasi lebih lengkap mengenai Sampi Gerumbungan!

Mengenal Tradisi Sapi Gerumbungan di Buleleng

Tradisi Sapi Gerumbungan di Buleleng Bali

Sapi Gerumbungan atau Sampi Gerumbungan merupakan salah satu tradisi yang rutin dilaksanakan para petani di Buleleng, Bali. Tujuan utama tradisi satu ini yaitu ungkapan syukur atas hasil tani yang melimpah. 

Tradisi satu ini sendiri berupa pertunjukan sapi. Namun tradisi Sapi Gerumbungan berbeda dengan tradisi Karapan Sapi di Madura. Pasalnya, sapi yang digunakan tidak menonjolkan kekuatan dan kecepatan seperti Karapan Sapi.

Hal yang ditekankan pada tradisi Sapi Gerumbungan yaitu keserasian dan keindahan. Gerakan sapi yang selaras dan postur sabi yang gagah menjadi daya tarik utamanya. Fakta tersebut juga menjadi alasan banyak orang tertarik melihat tradisi Sapi Gerumbungan.

Sejarah Sapi Gerumbungan

Semua tradisi yang ada di Indonesia pasti memiliki awal mula atau sejarahnya masing-masing, termasuk tradisi satu ini. Awal mula Sapi Gerumbungan yaitu dari acara Nawur Sesangi atau bayar kaul para petani. 

Tradisi Sapi Gerumbungan sudah menjadi bagian dari kelompok masyarakat Buleleng sejak lama. Pasalnya, sebagian besar masyarakat mengandalkan mata pencaharian petani. Nah, tradisi menjadi bagian dari wujud rasa syukur. 

Tradisi Sapi Gerumbungan di Bali diperkirakan sudah ada sejak sebelum tahun 1938-an. Sejak saat itu, tradisi terus dilakukan hingga turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat masih melakukan Sapi Gerumbungan sampai sekarang. 

Makna Tradisi Sapi Gerumbungan 

Salah satu hal paling menarik dari tradisi Sapi Gerumbungan di Buleleng yaitu maknanya. Sapi atau sampi sendiri merupakan salah satu hewan ternak paling banyak di Bali. Sementara gerumbungan artinya adalah genta besar yang biasanya dikalungkan pada leher sapi.

Awalnya, Sapi Gerumbungan hanya diselenggarakan untuk membayar sesangi saat lahan atau sawah menghasilkan panen. Itulah sebabnya biasanya diadakan di momen seperti setelah panen, sebelum menggarap sawah, dan lain sebagainya.

Meskipun bukan perlombaan adu kecepatan, namun tradisi Sapi Gerumbungan juga sering dibalut dalam bentuk perlombaan. Tujuannya agar masyarakat Buleleng semakin semangat untuk menyelenggarakan tradisi. 

Ada beberapa aspek penilaian dalam perlombaan Sapi Gerumbungan. Mulai dari jenis sapi, aksesoris, keserasian langkah gerak sapi, hingga keahlian joki. Jadi, perlombaan kan semakin menarik.

Properti Sapi Gerumbungan

Sapi merupakan bagian terpenting dari tradisi Sapi Gerumbungan. Bukan sembarangan sapi, hanya sapi-sapi pilihan saja yang akan digunakan dalam pertunjukan. Pasalnya, sapi ternyata memiliki ciri khas lahir yang berbeda-beda.

Masyarakat biasanya melihat tampilan fisik dari sapi. Misalnya seperti gerakan kepala, ekor yang tegak, gerakan kaki sapi, dan lain sebagainya. Selain itu, perawatan sapi juga harus dilakukan secara spesial untuk menghasilkan sapi berkualitas. 

Sapi untuk tradisi Sapi Gerumbungan mulai dipelihara sejak kecil agar jinak. Kesehatannya selalu dijaga, mulai dari vitamin maupun imunisasi. Sebelum mengikuti Sapi Gerumbungan, sapi akan menjalani pelatihan selama beberapa bulan. Jadi, sapi lebih jinak dan joki lebih mudah mengendalikannya.

Jika sudah siap untuk diperlombakan, sapi akan menggunakan berbagai macam hiasan atau properti. Salah satunya gelang yang sudah dibiasakan selama pelatihan. 

Selain itu, sapi juga menggunakan genta besar atau gerumbungan, kayu, dan lain sebagainya. Properti yang beragam inilah yang membuat tradisi Sapi Gerumbungan di Buleleng sangat menarik.

Pelaksanaan Tradisi Sapi Gerumbungan

Waktu pelaksanaan tradisi Sapi Gerumbungan biasanya pada hari Minggu di bulan Agustus. Waktunya pada pagi hari yaitu mulai dari pukul 08.00 WITA sampai dengan 10.00 WITA. Namun semuanya masih tergantung pihak yang akan menyelenggarakan.

Terkadang, Sapi Gerumbungan juga akan diselenggarakan di lokasi strategi dekat tempat wisata. Jadi, banyak wisatawan yang bisa melihat joki mengendalikan sapi secara langsung. Semakin banyak sapi yang mengikuti acara, maka semakin menarik untuk disaksikan langsung.

Demikianlah pembahasan mengenai tradisi Sapi Gerumbungan di Buleleng, Bali. Sangat menarik bukan? Masyarakat Buleleng masih melestarikan budaya, tradisi, dan adat istiadat nenek moyang. Sebagai masyarakat Indonesia yang baik, Anda juga harus melestarikannya. Salah satunya dengan berpartisipasi menjadi penonton. Semoga bermanfaat!

Post a Comment